Diberdayakan oleh Blogger.

.

Welcome Comments Pictures
RSS
Container Icon

Meletupkan Bakat Anak sejak Usia Balita


Bangganya menjadi seorang ibu apabila anak kita yang mempunyai bakat tertentu dinyatakan lulus seleksi bakat tingkat nasional. Jangankan untuk menjadi juara, agar sekedar sang buah hati berani tampil didepan khalayak dengan bakat yang dimiliki saja sudah merupakan kebanggan tersendiri. Setidaknya itulah yang saya rasakan saat anak saya diminta maju ke seleksi tahap kedua BebeStar, yang disponsori oleh Bebelac. 

Ketika anak saya tampil disana, saya juga sempat memperhatikan anak-anak lain yang mempunyai bakat yang beraneka ragam, mulai dari menyanyi, bermain keyboard seperti anak saya, menari tarian daerah, bermain drum dan lainnya. Betapa luar biasanya penampilan anak-anak tersebut. Berbeda dengan anak-anak seusia mereka ketika jaman saya dahulu. Anak-anak jaman sekarang memang jauh lebih hebat. Para orang tua juuga mulai banyak yang ngeh untuk mengembangkan multi intelejensi anak, tidak hanya dari segi IQ saja. Oleh karenanya, kali ini saya mau share tentang cara meletupkan bakat anak balita sebagaimana yang saya ketahui. Semoga bermanfaat.
Bunda, perlu diketahui bahwa perkembangan kecerdasan anak sangat pesat terjadi di rentang waktu 0 s/d 3 tahun yang disebut usia golden age, dan ketika umurnya mencapai 4 tahun, potensi kecerdasannnya telah tebentuk sekitar 50%  dan mencapai puncaknya pada usia lima tahun. Dan seiring waktu, perkembangan kecerdasannya akan terus berlanjut, walau tidak sesignifikan saat usia golden age. Perkembangan potensi kecerdasan ini kan berkembang secara optimal jika seluruh bagian otak balita mendapat rangsangan. Selain faktor gizi, yang menjadi faktor dasar, faktor sosial dan lingkungan juga penting perannya dalam mengembangkan kecerdasan anak. Bahkan sebuah temuan di Baylor College of Medicine di houston menunjukkan bahwa balita yang kurang mendapat stimulan sosial dari lingkungan berupa sentuhan dan bermain, akan mengembangkan otak 20 s/d 30 persen lebih kecil dibandingkan balita seumur. 
Oleh karenanya, untuk mengembangkan kecerdasan anak, perlu peran aktif dari lingkungan sekitar, terutama keluarganya. Pastikan balita kita mendapat stimulasi kecerdasan verbal (berbahasa), kecerdasan emosi interpersonal, kecerdasan logis matematis, naturalis, kecerdasan visual spatial (keruangan atau objek), motorik dan kecerdasan musikal, pada saat dia bermain. Susah? gak kok, intinya makin banyak kita berinteraksi dengan balita kita, maka akan makin cepat perkembangannya. Dan cara paling cepat mengembangkan multiintelegnsi anak adalah dengan mengembangkan sesuatu yang memang disukai dan dan dikuasai dengan mudah oleh balita kita, yaitu dengan mengembangkan bakatnya. Dalam proses pengembangan bakatnya tersebut, secara alami  multi intelegensi ikut juga terasah. Gak percaya? Contohnya adalah ketika balita kita belajar piano, disini dia akan mengembangkan kecerdasan musikalnya, juga bahasa (melalui lirik lagu), emosi (anak merasa senang saat memainkan sesuatu yang disukainya), visual (melalui pengenalan letak not di tuts), logis matematis (melalui penghapalan not dan lagu), motorik (melalui pergerakan jari dituts-tuts piano yang teratur). Nah, bener apa bener? Oke sekarang langsung aja saya share tips mengembangkan bakat balita kita.


1.    Kenali dahulu bakat balita anda


Cara mengenali bakat anak adalah dengan mengamati lingkungan sekitarnya, seperti  melihat bakat yang dimiliki oleh orang tua, saudara, kakek/nenek karena biasanya bakat ini bersifat genetik, dan anak yang cenderung meniru kebiasaan lingkungannya akan mudah mengadaptasi kebiasaan yang dilakukan lingkungan sekitarnya dengan mudah. Sebagai contoh, anak dari seorang musisi biasanya akan memiliki kemampuan musik, karena selain telah memiliki bakat yang diturunkan, ia juga akan terinspirasi melihat kehidupan orangtuanya yang dekat dengan bidang musik. Begitupula anak yang lahir dari orang tua yang menggeluti bidang olahraga juga akan mempunyai bakat dan minat yang hampir sama dengan kedua orangtuanya. Tidak hanya itu, dari kegiatan anak sehari-hari kita juga bisa mengenali bakatnya, seperti kesenangannya mencoret-coret di kertas, tembok, bernyanyi, main drum bahkan berhitung.

 


2.    Beri kesempatan bagi anak untuk memilih yang menjadi minatnya.


Walaupun bakat bisa bersifat genetik, tetapi jangan paksa anak untuk menjadi duplikat diri kita, biarkan dia memilih yang menjadi minatnya untuk dikembangkan kemudian. Karena bila dipaksa malah akan menimbulkan trauma didiri si anak.

 


3.   Arahkan anak untuk dapat mengembangkan potensinya tersebut.


Setelah mengetahui minat dan bakat anak, arahkan buah hati untuk dapat mengoptimalkannya, bisa dengan les yang sesuai dengan bakatnya atau latihan rutin bersama sang orang tua.

 


4.    Berikan rasa percaya diri pada anak


Tanamkan rasa percaya diri anak untuk bisa menampilkan apa yang dimiliki, biasanya ini yang agak sulit apalagi bagi anak yang masih usia balita, dimana moodnya masih  naik turun. Lakukanlah motivasi terus menerus, sehingga motivasi tersebut akan tertananam di alam bawah sadar anak. 

Selain itu, Ikutkan juga anak pada event-event yang akan menumbuhkan rasa percaya dirinya.             

Jangan memaksa balita kita untuk menang atau tampil sempurna, tapi biarkan dia berekspresi, dan berilah penghargaan untuk keberaniannya.

Bagi saya sendiri, ini juga merupakan tantangan tersendiri, makanya bila anak saya mau tampil, saya akan tanya apakah dia benar-benar ingin tampil saat itu atau tidak, bila dipaksa hanya akan jadi buruk hasilnya.

 


5. Berikan reward postitf pada balita atas prestasinya atau keberaniannya untuk menampilkan bakatnya.


Reward bisa berupa pujian, hadiah, atau lainnya. Berikan reward yang sesuai dengan usaha anak. Jangan selalu mengaitkan reward berupa materi, karena nantinya dia akan melakukan sesuatunya hanya untuk materi saja. Berikan reward berupa pujian dan ungkapkan kebanggaan kita atas usaha mereka.



6.  Ciptakan hubungan yang akrab antara orang tua, anak dan tutor bila memang dalam pembelajarannya membutuhkan seorang tutor.


Tidak selamanya orang tua bisa ahli dalam bakat yang dimiliki si anak, bantuan tutor kadang diperlukan. Maka carilah tutor yang bisa akrab dengan anak-anak, terutama bila anak kita masih usia balita. Jangan membuatnya trauma dengan tutor yang angker. Teruslah motivasi dan dukung anak selama dalam proses pembelajaran, namun tetap dalam batas-batas yang wajar jangan terlalu berlebihan, karena anak bisa menjadi manja.



        Demikian bunda sedikit tips dalam usaha untuk meletupkan bakat sibuah hati, semoga bermanfaat buat anda.
Oleh: Wenny Tri.A, S.Pd
Nadhif di Bebestar 2013, Solo

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar