Pilihan menjadi mompreneur sebenarnya sudah terlintas sejak lama, tetapi dengan beberapa pertimbangan akhirnya sempat tertunda. Pas membaca buku virus mompreneur karya mba indari mastuti, serta buku-buku motivasi usaha dari mas ippho 'right' dan ustadz Yusuf mansyur serta ditambah penantian proses mutasi pegawai mengikuti suami yang prosesnya tiada akhir, jadi makin kuat deh keinginan ini.
Sebenarnya apa sih keuntungan menjadi mompreneur? Sampai-sampai saya rela meNonaktifkan status pegawai saya? Banyak friends, berikut beberapa pertimbangan saya sehingga memilih tuk menjadi mompreneur. Alasan pertama, adalah agar saya bisa mengikuti suami kemanapun suami pindah tugas. Karena suami adalah salah satu abdi negara yang harus pindah-pindah tugas mengikuti SK, maka bila saya juga berstatus sebagai PNS juga, jadi repot mau mengikutinya belum lg ditambah ngurus birokrasi yg ribet dan panjang... Cape deeeh. Walau banyak temen2 suami yang istrinya akhirnya memutuskan tuk tinggal terpisah karna pekerjaan mereka, tapi saya liat banyak sekali masalah yg timbul akibat tinggal terpisah, salah satunya adalah ongkos bolak-balik suami yg 'jenguk' istrinya tiap bulan, belum lagi 5 hari lalu denger cerita ada temen suami yang tinggal terpisah sama istrinya. Suatu hari istrinya sakit dan jatuh di kamar mandi hampir selama 1 jam, saat itu hanya ada anaknya yg berumur 6 th, saking kebingungannya anaknya menelpon ayahnya, dan memberitahukan hal tersebut. sang ayah pun menyuruh si anak memangggil tetangga, ayahnyapun menelpon polisi tuk membantunya memeriksa kondisi sang istri. Esok paginya sang suami baru bisa datang ke RS tmp isrinya dirawat karna mereka tinggal berbeda pulau, sayangnya tak lama kemudian, sang istri tercinta meninggal dunia. Atau cerita lain dari teman suami yg harus merawat anaknya sendiri di RS karena suaminya juga tinggal berbeda propinsi dan tidak dapat ijin cuti dari kantornya. Dilema, kehidupan keluarga yang seharusnya saling menjaga, merawat, dan saling memperhatikan satu sama lain tapi harus terganjal oleh jarak, hal inilah yang membuat saya rela bahkan jika harus resign dari status saya sebagai PNS demi membangun keluaga SaMaRa bersama-sama suami, karna saya sadar tuk membangunnya saya tidak bisa sendirian.
Alasan kedua menjadi mompreneur adalah agar saya selalu ada untuk anak saya. Saat ini, beban kehidupan memang berat, mulai dari kebutuhan RT, biaya sekolah anak-anak, dll. Tapi ingat, kita masih punya Allah, jika kita menyerahkan semua pada Allah dengan disertai ikhtiar, Insya Allah tanpa siibu bekerja jauh dari keluarga pun kita masih bisa mencukupi kehidupan kita. Coba hitung biaya yang harus dikeluarka sang ibu bila dia bekerja full time dikantor bahkan harus lembur samapi larut malam , bahkan pergi dinas keluar kota. Maka untuk menjaga anak, si ibu harus mengeluarkan uang tuk menggaji baby sitter, pembantu ataupun membayar ke penitipan anak. Waktu siibu bersama buah hati tuk melihat tiap menit perkembangannya yang tergadai .Belum lagi resiko yang harus ditanggung si anak bila ternyata pembantu atau baby sitternya tidak ramah. Saya ingat waktu kecil, saya pernah menunggu ibu saya pulang sebagai perawat. Saya menunggu di jendela lammaaa sekali. Ketika ibu pulang dengan membawa oleh-oleh bagi saya itu smua tidaklah seberharga bila dibandingkan kehadiran ibu saya. Belum lagi kasus penculikan anak, kekerasan terhadap anak oleh pembantu, walaupun jarang terjadi, tapi manakah yang lebih berharga, waktu anda dengan buah hati atau materi? Sedangkan dengan sedikit ketrampilan dan kerja keras, materipun bisa didapat oleh siibu dengan bekerja dirumah, banyak pilihan bisnis yang bisa dilakukan di rumah, seperti bisnis kue, menjahit, kerajiinan, dll yang semuanya bisa berawal dari HOBI anda. Jadi anda bisa menikmati waktu dengan buah hati, menjalani hobi sekaligus mendapat income tambahan tuk membantu suami. Isn't Great?
Alasan ketiga adalah saya bisa menjadi ratu rumah tangga yang mumpuni sekaligus bos dari usaha saya sendiri. Bila anak sakit saya bisa memakai waktu saya sebebas-bebas dan seluas-luasnya tanpa harus ijin pada atasan ataupun digosipin oleh rekan kerja karna ijin tuk alasan keluarga. Waktu saya menjadi lebih fleksibel. Bia jemput anak sekolah, nemenin ngerjain PR, nganter ke tempat les, mengawasi langsung kegiatan anak dirumah tanpa merasa was-was.
Alasan keempat adalah lebih terjaganya diri saya jasmani dan ruhani. Gak harus pulang kemalaman, gak harus kecapean pulang dari lembur yang melelahkan, gak harus mendengarkan kritikan rekan seprofesi yang mungkin iri, gak harus mendengarkan omelan atasan yang menggangu mood saya, gak terbebani pikiran dengan pekerjaan yang mungkin tidak saya sukai, dan GAK terbebani perasaan was-was saat meninggalkan anak dirumah bersama pembantu yang memang tugasnya sudah banyak. Saya adalah bos dari usaha saya yang saya bangun dari hobi saya, dimana mengerjakannya dan mengembangkannya merupakan bagian dari minat dan eksplorasi kemampuan saya sendiri. Saat saya lelah saya bisa istirahat sejenak. Saya juga bisa gabung di komunitas-komunitas yang satu minat dengan saya.
Dan banyal lagi alasan lainnhya yang bisa kita kerahkan untuk memperkuat keingihan menjadi mompreneur, bila semu itu diniatkan tuk kebaikan bersama dalam keluarga, insya Allah akan berjalan baik. So, mompreneur be Strong dan Semangat ya.
0 komentar:
Posting Komentar